gemuruh riuh berlari menuju.
tikungan tajam dihantam kegelisahan.
bergilir, bergantian memburu.
menghancurkan akal sehat lalu membeku.
meruak sudah bau-bau bangkai.
tajam menusuk hidung, lalu menembus paru-paru.
penyangkalan tak pernah lagi berarti.
hanya sisa-sisa kosong penuh kemunafikan.
detik demi detik berlalu.
kemudian hampa datang.
menusuk dari belakang.
jiwa itu mati, lalu terbengkalai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar